Pages

TERNYATA MEMPERKENALKAN DIRI ITU SUSAH

Sabtu, 09 Agustus 2014


Di post sebelumnya gue sudah mengungkapkan gak enaknnya kalo gak punya temen. Yahhh, kalo belum baca, gue nyaranin ngaca dulu dehhh,Ehh baca. Supaya elo semua tau apa jadinya kalo kita gak punya temen, dan tentunya supaya bisa nyambung saat baca post yang satu ini. (soalnya post ini lanjutan dari post sebelumnya : PERTEMUAN PERTAMA DENGAN GYKDIK)

Hemmm, Tau gak caranya supaya punya banyak temen??  Satu masalah sudah teratasi, yaitu gue sudah mau berusaha untuk menghilangkan persepsi “dunia seakan milik bertiga”. Terus, sekarang muncul lagi masalah yang cukup signifikan, dan sangat sulit diatasi bagi orang-orang sejenis gue (bulldog ya?). Yaitu ; gimana caranya supaya punya banyak teman?? 

Gue sempet berpikir untuk mengancam orang yang gak mau jadi temen gue dengan cara menodongnya, tapi ntar dikira gue perampok. Kan gak lucu aja misalnya ntar gue nodong orang, tiba-tiba beberapa polisi langsung keluar dari selokan, dan menangkap gue. Gue masuk penjara, dan masuk Koran dengan judul gede-gede : “Seorang remaja tertangkap menodong orang lain dengan alasan ingin punya temen”.

Pernah juga gue berpikir untuk ganti nama FB gue dengan sebutan : “R4g’a Si couwok kesePi4n” , atau juga : “Ragaaa Pengeeeen Punyaaa Temeeen”. Supaya ada orang yang mau nge-add dan berteman dengan gue. Tapi, gue yakinn, cuman om-om homo aja yang pasti mau berteman dengan gue kalo seperti itu caranya.

Bagi gue, temen itu bukan hanya sekedar : kenalan, ngobrol dikit, langsung berteman. Arti teman bagi gue adalah, seseorang yang menganggap gue sebagai temannya juga dan tidak canggung saat berteman dengan gue, nahh, mencari teman seperti ini yang menurut gue susah. Sedangkan gue kan orangnya rada kuper, dan susah untuk ngobrol sama orang. (Gue biasanya ngobrol sama binatang ternak). Apalagi melihat latarbelakang saat gue SMP dulu. Hufft, pengennya gue operasi plastik dan pergi ke Negara tetangga untuk memulai hidup baru. Tapi peluang gue untuk menjadi gembel di sana ntar terlalu tinggi.

Emmm, yahh, mungkin saat memasuki SMA ini, adalah masa-masanya gue harus mempunyai banyak teman. Tapi, akankah orang kuper seperti gue ini bisa punya banyak teman?? Sebelum semua itu dilakukan, gue harus memperkenalkan diri dulu kepada calon-calon teman gue.

Hemm, 

#masih 2 tahun yang lalu#.

 Kursi dan meja sudah selesai kami angkut ke GYKDIK  (Gudang Yang Katanya Dede Itu Kelas), ternyata letak meja dan kursi ini asalnya memang bisa mematikan sel-sel tangan orang yang mengangkatnya. Sudah berat, jauh lagi. Bayangin aja, letak mejanya itu di dekat perpustakaan yang penuh dengan medan bahaya, disuruh ngebawa meja dari situ menuju kelas gue yang ada di pojokan, yang harus di tembuh menggunakan kendaraan roda 4 selama 4 jam #busettt#. Seandainya aja, gue punya helicopter pribadi pasti gue bawa untuk mengangkut semua kursi dan meja yang di butuhkan GYKDIK, seakan-akan kami lagi dalam misi penyelamatan seekor beruang kutub yang terjebak di tengah laut, tapi kalopun ada, kemungkinan para laki-laki di GYKDIK akan kehilangan kakinya lataran langsung terjun sambil memegang meja (tampa menggunakan parasut) dari atas helicopter.

Gue dan para murid laki-lakinya sedang nongkrong, di samping kelas saat sudah selesai mengangkat meja dan kursi. Sekarang giliran para cewek yang menyapu. Mudah-mudahan aja mereka gak nemu mayat lagi di dalam sana. Gue masih trauma. 

Saat itu, temen gue satu-satunya cuman Dede seorang. Gue masih belom tau gimana caranya untuk memulai pertemanan dengan mereka semua. Tentunya hal yang harus gue lakuin sebelum berteman yaitu memperkenalkan diri. Dan ada beberapa ide yang akan gue lakuin : 1. Karena gue rada gugup mengeluarkan suara untuk memperkenalkan diri, alhasil gue memperkenalkan dirinya dengan bahasa isyarat, tapi gue tau mereka gak ada yang bisu ataupun tuli.  2. Ambil batu segenggam terus di telan, supaya keliatannya gue ini orang yang sedang keracunan makanan,dengan itu gue bisa mendapatkan perhatian mereka, dan langsung memperkenalkan diri. Ya kalo bisa! Kalo gue ntar mati beneran gimana?.

Hufft, Ternyata memperkenalkan diri itu susah.

Gak punya ide yang bagus, akhirnya gue diem. Yang lain juga diem, kami semua sama-sama jaim. Dan sekarang kami semua malah mirip orang-orang yang terkena masalah mental akibat membayangkan bakalan 1 tahun di dalam kelas super mewah. GYKDIK.

Lama kami diam-diaman, yang kami lakukan hanya duduk bersila dan bersender di dinding GYKDIK bagian luar, sambil melihat mobil dan sepeda motor yang dari tadi lalu lalang. Mungkin pada situasi seperti ini, gue berharap ada tukang odong-odong yang lagi pakai kostum badut lewat di depan kami, sambil melambaikan tangannya, dan setelah itu ia terperosok ke dalam lubang galian pipa bocor. Berharap dengan itu kami tidak diam-diaman lagi.

Di tengah keheningan ini. Sangat dibutuhan seseorang yang dapat membuka percakapan atau obrolan. Dan penyelamat kami semua ternyata adalah seorang anak bebadan rada gemuk : Rama. 

Dan topik yang dibicarakannya adalah tentang : Sepak Bola. 

Mampus gue.

Gue kan gak suka bola!!! Kenapa di saat-saat seperti ini, topik yang di bicarakan malah ‘sepak bola’?!! kenapa enggak ngebahas film ‘Barbie’, atau ‘Dora the explorer’ aja supaya gue bisa nyambung???? #supaya lebih dramatis# : KENAPAHHHHHH???????!!! KENAPAAAA KALIANN SEMUAHH BEGITU TEGAAAAH????”. #sambil minum baygon#

Dede mulai konek, ia mulai mengeluarkan suaranya. Sama halnya dengan yang lain. Tapi beda dengan gue, gue yang gak tau apa-apa tentang bola ini yahh cuman bisa diem aja mungkin sesambil ngemil potongan batu bata merah agar bisa diselamatkan dari pembedaan kasta ini. Emang gak nyambung sih.

“ehh, lo nonton bola gak malam tadi???” kata seorang anak.

“iyaa gue nonton. Wahhh, jagoan gue menang…blaa bla blaa, bla, bla blaa……. Bla bla blaabla,….”

“blaa bla blaa,…blablablaaablablaaaaa,..blabla”

Niat untuk memperkenalkan diri kali ini,….. gagal.

Beberapa hari kemudian, GYKDIK dimasuki seorang guru bahasa Inggris. Awal-awal ingin belajar emang rada suram. tapi untunglah diantara kami semua keliatannya tidak ada yang berutal, hal ini dapat dilihat dari tidak ada anak yang membawa alat tauran seperti kayu, kunci inggris, palu, gergaji, paku, dan cangkul ke dalam kelas (busett!! Itu niatnya pengen tauran apa nguli ya?),Tapi kami semua malah seperti orang kurang gizi yang ingin menyantap satu sama lain. Gue paham betul bagaimana ketakutan yang guru rasakan saat pertama kali mengajar.

Gue duduk di sebelah Dede. Di depan kami ada 2 orang anak laki-laki, engga kembar sih. Yang satu rada gemuk, yang satunya rada kurus (wajar). Di belakang kami juga sama, tapi yang satu lebih tinggi, yang satunya lebih pendek(wajarr). Kalo di sebelah kiri gue, yang satunya pake kerudung yang satunya engga(masih wajar). Tapi kalo di sebelah kanan Dede, ada yang satunya pendiam, yang satunya kayak banteng yang terkena penyakit sapi gila (baca:liar),  mungkin hal ini terjadi karena pengaruh pergaulan bebas kali ya?(yang ini enggak wajar).

Seperti yang sudah lo duga. Kami semua kembali jaim. Suasana GYKDIK menjadi sunyi alias angker alias horror. Terbayang sebuah adegan film dimana kelas yang kami tempati ini ternyata bekas kuburan, yang kalanya disaat-saat guru menjelaskan, ada beberapa tangan yang keluar dari lantai. Lalu tangan-tangan tadi memegang kaki gue, dan menarik ke dalam tanah, gue jerit-jerit. Tapi yang lain malah asik ngefoto gue untuk di upload ke Facebook milik mereka. Hebat.

“Ini kan hari pertama kita belajar, bagaimana kalo kita sekarang perkenalan aja dulu, tapi pake bahasa Inggris ya?”. Kata seorang guru bahasa Inggris

“setujuuuu, .. setujuuu!!”. Kata murid-murid serempak. Mereka semangat. Cuman gue yang engga semangat. Karena gue,… gak bisa bahasa Inggris. 

“ya udahh.. siapa yang mulai duluan??” kata sang guru.

Heningg,.. giliran seperti ini. Semangat langsung turun 100%.

“hemmmmm, karena gak ada yang mau duluan gimana kalo ibu panggil dari absen aja?”

Satu persatu anak pun dipanggil. Mereka memperkenalkan diri mereka menggunakan bahasa Inggris, yahh, ada yang fasih ada juga yang ala kadarnya aja, tapi mereka masih bisa. Sedangkan gue, bahasa inggris tahun lahir aja engga tau.

Aduhhhh, gimana ini?? Apakah gue ntar harus pura-pura mau melahirkan supaya gak jadi perkenalan??? Atau gue harus teriak-teriak ‘kebakaran’ supaya semuanya langsung lari keluar?? Hufft, memang rencana yang bagus. Tapi kenyataannya, gue lambat berpikir. Setelah ini,.. adalah giliran gue. Mampus.

“Selanjutnya,… M. Naufal R.P,……” nama gue di absen waktu itu emang gitu, soalnya kepanjangan.

Deg-Deg-Deg-Duarrrrr,. Jantung gue berdetak tak beraturan. Rasanya mau mati. Gue udah gak tau apa yang akan terjadi kedepannya. Bisa aja kan, gara-gara gue gak bisa ngomong pake bahasa inggris, murid-mirid lain pada ngelemparin gue pake beling. Atau parahnya bisa aja gue ditemabak pakai obat bius yang biasanya dipakai untuk membius singa yang lepas, terus dalam keadaan pingsan, gue digantung di tiang bendera.
Yahhh, pesan terakhir gue : ‘Janganlah Lupa Melayat’.

Walopun gugup setengah mati. Akhirnya gue maju. Gue berdiri di tengah, tangan gue kebelakang, supaya gak keliatan gemeterannya. Perkenalan kali ini memang lebih susah dari pada perkenalan waktu gue SD dulu.
“emmm, Gud Morning All,…”. Gue berharap omongan gue bener.

“morningggg,…!”

“uhhh, emmm,. My name is Muhammad Naufal Raga Pratama,……

Gue stop di situ.
Gue gak tau apa yang harus diomongin selanjutnya. Gue berjalan pelan mendekati sang guru.
 
“tempat tanggal lahir,…” intruksi si guru.

“oh ya,. Emmm, ten july,…uhhhh,.  Bahasa inggrisnya 1997 apa ya mem???”. Kata gue dengan muka babon afrika kena flu burung.

“nineteen ninety seven,..”

“iyaa, itu ,. Nainti nanti seven,.. Apa lagi mam??”

“where are you from?? Dari mana asalmu??”

“I from, Smp Hasbunallah,…”

Gue diam. Gue berpikir apa yang akan diomongkan lagi,..

“udahh,. Kamu ngomongnya dicampur pake bahasa Indonesia aja, sambil di selip-selipin bahasa Inggris yang kamu bisa...”

Wahhh, gue langsung lega. Akhirnya muka blo’on bisa juga gue lepas. Pengen sekali gue langsung nyanyi lagu kemenangan, tapi gue yakin mereka semua ntar pada nganggap gue lagi kesurupan. Gue kembali berdiri di tengah. Perkenalan diri pun berlangsung dengan lancar aman tentram serta adil dan makmur, tentunya bahasa Inggris yang gue selip-selipin, cuman selevel anak SD. Banyak yang gue perkenalkan kepada mereka semua (yang gak terlalu penting amat), seperti kenapa gue bisa di tanjung, pekerjaan bokap, bahkan kehidupan gue dan bahasa yang gue gunakan saat di rumah. Tangan gue sudah gak dibelakang lagi, gue menjadi enjoy saat perkenalan diri ini berlangsung. Dan syukurlah di antara mereka tidak ada yang melempari gue pakai beling.

Misi memperkenalkan diri kali ini pun ‘Sukses’.

Yahhh, itulah gue. Dan itulah cara gue memperkenalkan diri. 

Gue si Otak Kecil,
Terimakasih.

2 komentar:

  1. Ga, loe gak takut dilempar batu bata sama Rama... :v

    BalasHapus
  2. hehe,tenang aja, cz batu batanya sudah hbis gw cemil..^^

    BalasHapus