Di post sebelumnya gue
sudah mengungkapkan gak enaknnya kalo gak punya temen. Yahhh, kalo belum baca,
gue nyaranin ngaca dulu dehhh,Ehh baca. Supaya elo semua tau apa jadinya kalo
kita gak punya temen, dan tentunya supaya bisa nyambung saat baca post yang
satu ini. (soalnya post ini lanjutan dari post sebelumnya : PERTEMUAN PERTAMA DENGAN GYKDIK)
Hemmm, Tau gak caranya
supaya punya banyak temen?? Satu masalah
sudah teratasi, yaitu gue sudah mau berusaha untuk menghilangkan persepsi
“dunia seakan milik bertiga”. Terus, sekarang muncul lagi masalah yang cukup
signifikan, dan sangat sulit diatasi bagi orang-orang sejenis gue (bulldog ya?).
Yaitu ; gimana caranya supaya punya banyak teman??
Gue sempet berpikir untuk mengancam orang yang gak mau jadi temen gue dengan cara menodongnya, tapi ntar dikira gue perampok. Kan gak lucu aja misalnya ntar gue nodong orang, tiba-tiba beberapa polisi langsung keluar dari selokan, dan menangkap gue. Gue masuk penjara, dan masuk Koran dengan judul gede-gede : “Seorang remaja tertangkap menodong orang lain dengan alasan ingin punya temen”.
Pernah juga gue berpikir
untuk ganti nama FB gue dengan sebutan : “R4g’a Si couwok kesePi4n” , atau juga
: “Ragaaa Pengeeeen Punyaaa Temeeen”. Supaya ada orang yang mau nge-add dan berteman
dengan gue. Tapi, gue yakinn, cuman om-om homo aja yang pasti mau berteman
dengan gue kalo seperti itu caranya.
Bagi gue, temen itu bukan
hanya sekedar : kenalan, ngobrol dikit, langsung berteman. Arti teman bagi gue
adalah, seseorang yang menganggap gue sebagai temannya juga dan tidak canggung
saat berteman dengan gue, nahh, mencari teman seperti ini yang menurut gue
susah. Sedangkan gue kan orangnya rada kuper, dan susah untuk ngobrol sama
orang. (Gue biasanya ngobrol sama binatang ternak). Apalagi melihat
latarbelakang saat gue SMP dulu. Hufft, pengennya gue operasi plastik dan pergi
ke Negara tetangga untuk memulai hidup baru. Tapi peluang gue untuk menjadi
gembel di sana ntar terlalu tinggi.
Emmm, yahh, mungkin saat
memasuki SMA ini, adalah masa-masanya gue harus mempunyai banyak teman. Tapi,
akankah orang kuper seperti gue ini bisa punya banyak teman?? Sebelum semua itu
dilakukan, gue harus memperkenalkan diri dulu kepada calon-calon teman gue.
Hemm,
#masih 2 tahun yang lalu#.
Kursi dan meja sudah selesai kami angkut ke
GYKDIK (Gudang Yang Katanya Dede Itu
Kelas), ternyata letak meja dan kursi ini asalnya memang bisa mematikan sel-sel
tangan orang yang mengangkatnya. Sudah berat, jauh lagi. Bayangin aja, letak
mejanya itu di dekat perpustakaan yang penuh dengan medan bahaya, disuruh
ngebawa meja dari situ menuju kelas gue yang ada di pojokan, yang harus di
tembuh menggunakan kendaraan roda 4 selama 4 jam #busettt#. Seandainya aja, gue
punya helicopter pribadi pasti gue bawa untuk mengangkut semua kursi dan meja
yang di butuhkan GYKDIK, seakan-akan kami lagi dalam misi penyelamatan seekor
beruang kutub yang terjebak di tengah laut, tapi kalopun ada, kemungkinan para
laki-laki di GYKDIK akan kehilangan kakinya lataran langsung terjun sambil
memegang meja (tampa menggunakan parasut) dari atas helicopter.
Gue dan para murid
laki-lakinya sedang nongkrong, di samping kelas saat sudah selesai mengangkat
meja dan kursi. Sekarang giliran para cewek yang menyapu. Mudah-mudahan aja
mereka gak nemu mayat lagi di dalam sana. Gue masih trauma.
Saat itu, temen gue
satu-satunya cuman Dede seorang. Gue masih belom tau gimana caranya untuk
memulai pertemanan dengan mereka semua. Tentunya hal yang harus gue lakuin
sebelum berteman yaitu memperkenalkan diri. Dan ada beberapa ide yang akan gue
lakuin : 1. Karena gue rada gugup mengeluarkan suara untuk memperkenalkan diri,
alhasil gue memperkenalkan dirinya dengan bahasa isyarat, tapi gue tau mereka
gak ada yang bisu ataupun tuli. 2. Ambil
batu segenggam terus di telan, supaya keliatannya gue ini orang yang sedang
keracunan makanan,dengan itu gue bisa mendapatkan perhatian mereka, dan
langsung memperkenalkan diri. Ya kalo bisa! Kalo gue ntar mati beneran gimana?.
Hufft, Ternyata memperkenalkan
diri itu susah.
Gak punya ide yang bagus,
akhirnya gue diem. Yang lain juga diem, kami semua sama-sama jaim. Dan sekarang
kami semua malah mirip orang-orang yang terkena masalah mental akibat
membayangkan bakalan 1 tahun di dalam kelas super mewah. GYKDIK.
Lama kami diam-diaman,
yang kami lakukan hanya duduk bersila dan bersender di dinding GYKDIK bagian
luar, sambil melihat mobil dan sepeda motor yang dari tadi lalu lalang. Mungkin
pada situasi seperti ini, gue berharap ada tukang odong-odong yang lagi pakai
kostum badut lewat di depan kami, sambil melambaikan tangannya, dan setelah itu
ia terperosok ke dalam lubang galian pipa bocor. Berharap dengan itu kami tidak
diam-diaman lagi.
Di tengah keheningan ini.
Sangat dibutuhan seseorang yang dapat membuka percakapan atau obrolan. Dan
penyelamat kami semua ternyata adalah seorang anak bebadan rada gemuk : Rama.
Dan topik yang
dibicarakannya adalah tentang : Sepak Bola.
Mampus gue.
Gue kan gak suka bola!!!
Kenapa di saat-saat seperti ini, topik yang di bicarakan malah ‘sepak bola’?!!
kenapa enggak ngebahas film ‘Barbie’, atau ‘Dora the explorer’ aja supaya gue
bisa nyambung???? #supaya lebih dramatis# : KENAPAHHHHHH???????!!! KENAPAAAA
KALIANN SEMUAHH BEGITU TEGAAAAH????”. #sambil minum baygon#
Dede mulai konek, ia mulai
mengeluarkan suaranya. Sama halnya dengan yang lain. Tapi beda dengan gue, gue
yang gak tau apa-apa tentang bola ini yahh cuman bisa diem aja mungkin sesambil
ngemil potongan batu bata merah agar bisa diselamatkan dari pembedaan kasta
ini. Emang gak nyambung sih.
“ehh, lo nonton bola gak
malam tadi???” kata seorang anak.
“iyaa gue nonton. Wahhh,
jagoan gue menang…blaa bla blaa, bla, bla blaa……. Bla bla blaabla,….”
“blaa bla
blaa,…blablablaaablablaaaaa,..blabla”
Niat untuk memperkenalkan
diri kali ini,….. gagal.
Beberapa hari kemudian,
GYKDIK dimasuki seorang guru bahasa Inggris. Awal-awal ingin belajar emang rada
suram. tapi untunglah diantara kami semua keliatannya tidak ada yang berutal,
hal ini dapat dilihat dari tidak ada anak yang membawa alat tauran seperti
kayu, kunci inggris, palu, gergaji, paku, dan cangkul ke dalam kelas (busett!!
Itu niatnya pengen tauran apa nguli ya?),Tapi kami semua malah seperti orang
kurang gizi yang ingin menyantap satu sama lain. Gue paham betul bagaimana
ketakutan yang guru rasakan saat pertama kali mengajar.
Gue duduk di sebelah Dede.
Di depan kami ada 2 orang anak laki-laki, engga kembar sih. Yang satu rada
gemuk, yang satunya rada kurus (wajar). Di belakang kami juga sama, tapi yang
satu lebih tinggi, yang satunya lebih pendek(wajarr). Kalo di sebelah kiri gue,
yang satunya pake kerudung yang satunya engga(masih wajar). Tapi kalo di
sebelah kanan Dede, ada yang satunya pendiam, yang satunya kayak banteng yang
terkena penyakit sapi gila (baca:liar),
mungkin hal ini terjadi karena pengaruh pergaulan bebas kali ya?(yang
ini enggak wajar).
Seperti yang sudah lo
duga. Kami semua kembali jaim. Suasana GYKDIK menjadi sunyi alias angker alias
horror. Terbayang sebuah adegan film dimana kelas yang kami tempati ini
ternyata bekas kuburan, yang kalanya disaat-saat guru menjelaskan, ada beberapa
tangan yang keluar dari lantai. Lalu tangan-tangan tadi memegang kaki gue, dan
menarik ke dalam tanah, gue jerit-jerit. Tapi yang lain malah asik ngefoto gue
untuk di upload ke Facebook milik mereka. Hebat.
“Ini kan hari pertama kita
belajar, bagaimana kalo kita sekarang perkenalan aja dulu, tapi pake bahasa
Inggris ya?”. Kata seorang guru bahasa Inggris
“setujuuuu, ..
setujuuu!!”. Kata murid-murid serempak. Mereka semangat. Cuman gue yang engga semangat.
Karena gue,… gak bisa bahasa Inggris.
“ya udahh.. siapa yang
mulai duluan??” kata sang guru.
Heningg,.. giliran seperti
ini. Semangat langsung turun 100%.
“hemmmmm, karena gak ada
yang mau duluan gimana kalo ibu panggil dari absen aja?”
Satu persatu anak pun
dipanggil. Mereka memperkenalkan diri mereka menggunakan bahasa Inggris, yahh,
ada yang fasih ada juga yang ala kadarnya aja, tapi mereka masih bisa.
Sedangkan gue, bahasa inggris tahun lahir aja engga tau.
Aduhhhh, gimana ini??
Apakah gue ntar harus pura-pura mau melahirkan supaya gak jadi perkenalan???
Atau gue harus teriak-teriak ‘kebakaran’ supaya semuanya langsung lari keluar??
Hufft, memang rencana yang bagus. Tapi kenyataannya, gue lambat berpikir.
Setelah ini,.. adalah giliran gue. Mampus.
“Selanjutnya,… M. Naufal
R.P,……” nama gue di absen waktu itu emang gitu, soalnya kepanjangan.
Deg-Deg-Deg-Duarrrrr,.
Jantung gue berdetak tak beraturan. Rasanya mau mati. Gue udah gak tau apa yang
akan terjadi kedepannya. Bisa aja kan, gara-gara gue gak bisa ngomong pake
bahasa inggris, murid-mirid lain pada ngelemparin gue pake beling. Atau
parahnya bisa aja gue ditemabak pakai obat bius yang biasanya dipakai untuk
membius singa yang lepas, terus dalam keadaan pingsan, gue digantung di tiang
bendera.
Yahhh, pesan terakhir gue
: ‘Janganlah Lupa Melayat’.
Walopun gugup setengah
mati. Akhirnya gue maju. Gue berdiri di tengah, tangan gue kebelakang, supaya
gak keliatan gemeterannya. Perkenalan kali ini memang lebih susah dari pada
perkenalan waktu gue SD dulu.
“emmm, Gud Morning All,…”.
Gue berharap omongan gue bener.
“morningggg,…!”
“uhhh, emmm,. My name is
Muhammad Naufal Raga Pratama,……
Gue stop di situ.
Gue gak tau apa yang harus
diomongin selanjutnya. Gue berjalan pelan mendekati sang guru.
“tempat tanggal lahir,…”
intruksi si guru.
“oh ya,. Emmm, ten july,…uhhhh,. Bahasa inggrisnya 1997 apa ya mem???”. Kata
gue dengan muka babon afrika kena flu burung.
“nineteen ninety seven,..”
“iyaa, itu ,. Nainti nanti
seven,.. Apa lagi mam??”
“where are you from?? Dari
mana asalmu??”
“I from, Smp
Hasbunallah,…”
Gue diam. Gue berpikir apa
yang akan diomongkan lagi,..
“udahh,. Kamu ngomongnya
dicampur pake bahasa Indonesia aja, sambil di selip-selipin bahasa Inggris yang
kamu bisa...”
Wahhh, gue langsung lega.
Akhirnya muka blo’on bisa juga gue lepas. Pengen sekali gue langsung nyanyi
lagu kemenangan, tapi gue yakin mereka semua ntar pada nganggap gue lagi
kesurupan. Gue kembali berdiri di tengah. Perkenalan diri pun berlangsung
dengan lancar aman tentram serta adil dan makmur, tentunya bahasa Inggris yang
gue selip-selipin, cuman selevel anak SD. Banyak yang gue perkenalkan kepada
mereka semua (yang gak terlalu penting amat), seperti kenapa gue bisa di
tanjung, pekerjaan bokap, bahkan kehidupan gue dan bahasa yang gue gunakan saat
di rumah. Tangan gue sudah gak dibelakang lagi, gue menjadi enjoy saat
perkenalan diri ini berlangsung. Dan syukurlah di antara mereka tidak ada yang
melempari gue pakai beling.
Misi memperkenalkan diri
kali ini pun ‘Sukses’.
Yahhh, itulah gue. Dan itulah cara gue memperkenalkan diri.
Gue si Otak Kecil,
Terimakasih.
Ga, loe gak takut dilempar batu bata sama Rama... :v
BalasHapushehe,tenang aja, cz batu batanya sudah hbis gw cemil..^^
BalasHapus