Pages

GIMANA KALO KITA BIKIN GENG?

Senin, 26 Mei 2014



Dulu. Sewaktu gue masih SD, terutama di saat gue baru aja pindah ke SD 2 Tanjung. Kehidupan gue seakan berada di puncak gunung. tapi pernah juga gue tergelincir. Dan gak bisa naik ke puncak lagi.Tamat.

Di SD yang gue sekolahi dulu. Terbagi menjadi beberapa kubu. Ada kubu Gahool, ada kubu Netral, dan ada juga kubu Pecundang. nama-nama kubu itu cuman sekedar ibarat, yang gue bikin sendiri. Padahal gue maunya sih bikin nama-nama kubu menjadi : Kubu cihuahua, kubu Bulldog, kubu pitbull ,dll. Tapi ntar takutnya malah dikira SD buat anjing yang gue sekolahi. 

Tingkatan yang paling tinggi tentunya adalah kubu gahool, yang isinya sekumpulan anak-anak keren,kece,tajir,brutal, dan tentunya,..”Gahool”. 


Kalo kubu Netral, di dominasi dengan anak-anak yang tidak brutal dan tidak juga seperti pecundang, mereka biasanya adalah sekumpulan anak-anak yang pintar yang suka makan tulang.


 Sedangkan kubu Pecundang… malah mirip kayak anak tiri dari anjing berkepala 3. Tiap hari kadang di marahi oleh kubu Gahool, kadang di palakin. Yang bikin gue bingung, kenapa malah kubu Gahool yang malakin kubu Pecundang? Padahal jelas-jelas mereka dari kubu Gahool yang lebih kaya dan lebih tajir. Oh ini kah yang namanya Dunia per-SD-an?
Melihat hal itu. Jiwa kepahlawanan gue mulai muncul. Padahal dari tampang muka gue malah mirip penjahat.
Kalo ada yang bertanya-tanya “Gue masuk kubu yang mana?” gue akan menjawab kalo gue,…masuk,… kubu,…..PECUNDANG.

Enggak,. Kalian engga salah baca. Coba aja kalian tetesi mata kalian pake lem alteco, kalo ada perubahan bearti mata kalian normal. Oh ya. Untuk melakukan pembuktian nya harus di temani yang sudah ahli.

Gue waktu SD emang mutusin buat masuk kubu Pecundang. Memang sulit di percaya sihh, tapi itulah faktanya. Hemm, sebenarnya hal ini gue pilih karena, gue kasihan melihat kubu Pecundang yang terus di Zholimi kubu Gahool. Dengan masuknya gue ke kubu Pecundang, gue berharap bisa membuat derajad kubu Pencundang. SAMA. dengan kubu-kubu yang lain.

Mungkin gue emang di takdirkan Tuhan untuk menyelamatkan nasib para pecundang di SD ini. Dan di masa depan, mungkin orang-orang sukses yang dulunya pecundang di SD 2 Tanjung, akan membuatkan monument pahlawan, dengan patung besar yang bertampang gue lagi boker. Untuk mengenang jasa gue. Yang gue gak mau. Kenapa harus patung bertampang gue lagi Boker??!

Pilihan untuk gabung ke kubu Pecundang telah gue yakini sepenuh jiwa dan raga. Padahal kalo gue mau gabung di kubu Gahool ataupun Netral, itu gampang-gampang aja. Dengan wajah yang seperti Bule blasteran Arab(waktu SD), dan kepintaran gue ini#cieelahh#, gue akan di terima sangat baik oleh ketua masing-masing kubu. (Bego ya gue?). 

“Dil,.. hemm, elo masuk kubu Pecundang yakh??celitain ke gue!” gue duduk di sebelah Fadil sambil bicara sok keren.

“hehehe, iya.” Dia malah cengengesan. Tampaknya bangga masuk kubu Pecundang. Bangga?

#mulai dari sini dan seterusnya, gue akan menghipnotis kalian ,agar, jika melihat dialog antara gue dan Fadil, seakan mereka bisa berbicara huruf R.#”SIMSALABIM JADI APA PRAK-PRAK-PRAK!!!#

“Elo tau, kubu pecundang anggotanya siapa aja??”

“anggota?? Perasaan kubu pecundang gak punya kelompok ataupun grup gitu deh?? Nama “kubu Pecundang”, cuman seperti gelar aja,..” Fadil menjelaskan, air liurnya terlempar kemana-mana. Termasuk ke muka gue. Tampaknya kalo sudah sampai rumah, gue harus cepet-cepet cuci muka pake pasir 7 kali deh. Tapi gue baru inget. Di sekitar rumah gue gak ada pasir!! Terus gue harus cuci muka pake apaan???!!!#PLAKKKK!!!#

“hemmm, kalo gitu,. Kita bikin geng aja?!” gue menampakan wajah ala detektif. Atau lebih mirip Teroris yang lagi berdiskusi, rencana meledakan Monas.

“hahhh??geng???” Fadil sedikit terkejud. Mungkin kata geng itu didengarnya seperti “pemakaman”. “apa bisa??“”ehh, tunggu. Elo emangnya masuk kubu mana??”  dia mulai mengintrogasi gue. Tapi wajahnya masih mirip kayak sapi liar terperosok di got..

“tentu bisaa!!! Ehemm, gue sama kaya loe,. Gue gabung di kubu Pecundang..”

Hening.

“hahhh?? Kenapaaa???!!! Padahal dengan tampang yang loe miliki, elo bisa dengan gampangnya masuk ke kubu Gahool. Kenapa loe milih kubu pecundang?? bego loe….”

“iyaa, gue emang bego yakh..#bangga# .alasannya sih simple aja.,. gue mau menjadikan kubu-kubu di SD kita ini sama. Gak ada yang lebih tinggi ataupun rendah..” muka gue pasti lagi bercahaya. Karena kemakan bola lampu. paling.

Fadil terdiam, nampaknya ia sudah mengerti. Atau-atau dia gak ngerti sama sekali apa yang barusan gue omongin. Sudah gue duga, seharusnya gue ngomong sama dia harus pake bahasa hewan. Tapi pikiran itu gue tinggalin. Gue percaya kalo Fadil sudah paham dengan omongan gue barusan.

Dan Sekarang yang dibutuhkan adalah anggota. Lucu aja misalnya gak ada pecundang yang mau gabung, karena gue bersikeras, akhirnya cuman gue dan Fadil yang termasuk dalam geng ini. Dan malah lebih kelihatan seperti sepasang pecundang homo lagi ngupil di tengah lapangan sekolah. 

Tapi dugaan gue kayaknya sih salah. 

“oii,. Gue denger-denger,. Kalian mau membentuk sebuah geng ya???” seorang anak laki-laki mendekati kita. Gue dan Fadil gak tau namanya. Tapi yang gue perhatiin dai tadi itu, adalah bibir anak ini. Kok mirip ombak tsunami yang melanda aceh 2004 lalu ya?

“gak usah heran begitu.. gue Teri(nama di samarkan), anak kelas 5A, kalian pasti gak kenal gue..”

“mmm, terus?” gue nanya.

“gue denger loe mau bikin geng?? Gue juga salah satu dari kalian, gue juga di kubu Pecundang,..”

“mmmm, terus?” gue membiarkan dia ngoceh terus

“gue mau gabung sama geng loe!!!”

“iyaa, terus???”

“BOLEHHH ENGGAKKKK!!!!?????” ternyata cuman segini aja batas kesabaran makhluk ini. Jauh di luar perkiraan gue.

“Oke. Loe di terima,..!!”.

“hemmm, bearti sekarang sudah resmi geng kita!!” Fadil menambahkan, lagi-lagi dengan air liur yang becucuran. Kali ini mengenai mata gue. OH TIDAK!! MATA GUE IRITASI!!!!.

“oh ya..! kalo elo ketemu pecundang-pecundang di SD ini,…. Ajak mereka gabung!!” 

“siap kapten!!!” dia lalu meninggalkan kelas. Di panggil “kapten”, gue merasa seperti sedang menjadi kapen bajak laut. #terobsesi animasi one piece#

1 tahun geng ini di bentuk, nampaknya sudah ada perubahan. Mereka para Pecundang, sudah jarang diperas oleh para Gahool. Kini anggota geng kami sudah ber 7, ditambah gue jadi 8. Banyakh bangettz khaan??!!#ala tante-tante girang#

Di tengah-tengah perjalanan. geng kami ini, kami mendapat sebuah musibah. Yang membuat geng para pecundang ini turun harga dirinya.
Yaitu,…

Sebuah nama geng,….

Dan.,..

Nama

Geng,….

Itu,…

Adalah,………

“DEVIL BREADBOARD”

Gue jadi terdiam nulis kalimat itu.
Sungguh nama yang bagus kan teman-teman?
Dan kalian tahu siapa yang membuat nama itu???
Bukann, bukan Gue yang ngebuat. Bukan juga si Fadil.
Yang ngebuat ialah Teri,.. si bibir tsunami.

Yang membuat gue jengkel. Setelah ia memberikan nama. Ia malah keluar dari geng, dan gabung dengan Kubu Netral. Seandainya di kota ini terdapat dukun atau Paranormal. Gue dan Fadil pasti akan menyantetnya 1 hari setelah ia memutuskan keluar dari geng. Tapi niat itu gue tahan. Soalnya di daerah gue sekarang, gak ada dukun.

Setelah kejadian pemberian nama yang sangat indah itu. Geng kami pun diinjak-injak. Akhirnya 1 demi 1 anggota geng memutuskan untuk keluar, mereka yang keluar, berusaha belajar mati-matian demi masuk ke dalam kubu Netral. Hingga geng kami hanya menyisakan 3 orang. Adalah gue, Fadil, dan Ariandi. Kami bertiga berusaha menghapuskan nama geng itu. Tapi tetep aja, waktu ada kubu Gahool lewat. Pasti bilang. “oii, Devilbreadboard, kok kaki loe ada 4?”

Sunggu tragis memang. 

Tapi, sebenarnya misi gue berhasil. Walaupun gue belum menyamakan derajad para pecundang dengan kubu Netral maupun kubu Gahool. Tapi gue telah berhasil, membuat para pecundang (selain Gue,Fadil,Ariandi) termotivasi untuk belajar agar masuk ke kubu Netral. Dan sekaranglah giliran Gue, Afdil, Ariandi si penggembala sapi, yang berjuang agar tidak menjadi pecundang lagi. 

 Yang gue terkejut saat ini. Ternyata si penghianat Teri, tahun lalu di saat gue masih naik kelas 2 SMA. Ia sudah lulus. Dan melanjutkan kuliah.
“Gaaaaa!!!!!  Wahh sudah lama kita gak ketemu ya?!” Teri menyapa gue dengan cara teriak-teriak. Padahal gue lagi di mesjid. Jum’atan.

“…….” Gue pura-pura gak denger. Pura-pura Dzikir.

“Gaa!!! Ini Gue,.. Teriii..!!” dia malah duduk di sebelah gue. Gawat!!
Wahhh, kalo gue masih tetap di dalam sini. Pasti akan buat kericuhan, dan ujung-ujungnya pasti di husir. Dan dibakar hidup-hidup oleh masa. Dari pada gue di husir dan di bunuh secara tak hormat. Gue pilih keluar aja. Dia juga ikut.

Di luar. “iyyaaa,. Gue inget,. Apalagi soal bibir loe yang mirip tsunami itu,.hahaha”. mungkin itu kalimat menjawab sapaan yang bagus.
“hemm, elo masuk SMA mana ga???” mengalihkan pembicaraan.

“gue masuk di SMA 1, elo??”

“gue di SMA 2 aja,..”

“wahhh, bearti hebatan gue dong?! Ahahaha” gue sombong duluan.

“emangnya elo kelas berapa??” dia mulai senyum, melihat kesombongan gue.

“1,. Sebentar lagi kelas 2”

“yeeeee,. Hebatan gue dong bearti,. Gue sudah lulus,. Dan akan kuliah sebentar lagi,.!hahahaha!!”. sekarang dia yang malah sombong.

Saat dia tertawa girang (kayak orang kesurupan), langsung gue tinggalin, dan masuk kembali ke dalam mesjid. Dari pada ntar gue di keroyok masa, karena di anggap bawa kuda liar ke lingkungan mesjid.

Emmm, mendengar hal itu, gue jadi senyum-senyum sendiri, saat ngedengerin khotbah sholat jumat. Yahh, Berkat jasa gue, Teri akhirnya lulus SMA.  Padahal dulu waktu SD ia hanya seorang pecundang yang punya bibir tsunami, tapi sekarang dia sudah seperti tsunami yang sangat cepat meninggalkan kami.

Gue si Otak Kecil,
Terimakasih.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar